TikTok Logo X Logo
Logo
Nusantara

24 Ribu Pekerja Terkena PHK, Jawa Tengah Tertinggi Sepanjang Awal 2025

$detailB['caption'] Lebih dari 20 ribu pekerja di Indonesia kena PHK dari Januari hingga April 2025 (Ilustrasi)

Sebanyak 24 ribu pekerja di Indonesia terkena PHK sepanjang Januari hingga April 2025. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada 25 alasan utama PHK terjadi di awal tahun 2025.

***

BERINTI.ID, Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI mengungkapkan bahwa sebanyak 24.000 tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) selama periode Januari hingga 23 April 2025.

Angka ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan Februari lalu yang baru mencatatkan 15.000 kasus PHK.

Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan jumlah PHK tertinggi, yakni sebanyak 10.692 orang. Disusul oleh DKI Jakarta dengan 4.649 orang dan Riau dengan 3.546 orang.

Dari sisi sektor, industri pengolahan menyumbang angka PHK terbanyak, yakni 16.801 orang. 

Selanjutnya, sektor perdagangan besar dan eceran mencatatkan 3.622 orang, serta sektor aktivitas jasa lainnya sebanyak 2.012 orang.

Kemnaker menyebut sedikitnya ada 25 alasan yang menyebabkan PHK tahun ini. Beberapa di antaranya adalah perusahaan yang tutup atau mengalami kerugian, relokasi usaha, serta efisiensi perusahaan. 

Relokasi umumnya dilakukan untuk mencari lokasi dengan upah tenaga kerja yang lebih murah. Sementara efisiensi terjadi bahkan di perusahaan yang berkembang, melalui perampingan tenaga kerja.

Selain itu, PHK juga terjadi akibat perselisihan hubungan industrial, pemogokan kerja, transformasi kebijakan perusahaan, hingga pailit. Perselisihan hubungan industrial bisa dipicu oleh pelanggaran pekerja maupun kesalahan manajemen.

“Penyebab PHK sangat beragam. Oleh karena itu, mitigasinya juga harus dilihat per kasus,” ujar Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin 5 Meil 2025.

Kemnaker juga mencatat adanya tekanan pada sejumlah subsektor industri. 

Tekanan ini dialami oleh subsektor dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di bawah rata-rata pertumbuhan industri pengolahan nonmigas (4,71%) atau Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di bawah rata-rata agregat.

Subsektor yang tertekan meliputi industri tekstil, kayu dan barang dari kayu (tidak termasuk furnitur), mesin dan perlengkapan lainnya, kendaraan bermotor, furnitur, serta industri pengolahan lainnya.

Sementara itu, subsektor yang tergolong tumbuh adalah industri makanan, minuman, farmasi dan obat-obatan, komputer dan barang elektronik, serta reparasi dan pemasangan mesin. 

Meski tumbuh, subsektor ini memiliki utilisasi di bawah rata-rata industri (65,65%).

Sumber: Goodstats


Mau dapatkan informasi terbaru yang menarik dari kami? Ikut WhatsApp Channel Berinti.id. Klik disini untuk gabung.

Foto Profil

Admin

×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp