Namanya kalau sudah lampu merah, ya berhenti. Herannya masih ada juga orang yang suka menerobos lampu merah, padahal perilaku seperti itu membahayakan pengendara itu sendiri.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Ada satu perilaku yang sebenarnya berbahaya, tapi dianggap hal sepele bagi sebagaian pengendara. Apa itu? Menerobos lampu merah.
Menerobos lampu merah merupakan salah satu perilaku berbahaya yang sering dilakukan oleh pengemudi di jalan raya.
Perilaku ini tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain.
Tapi apa yang bikin mereka suka menerobos lampu merah padahal berbahaya?
Berikut beberapa alasan mengapa orang suka menerobos lampu merah:
1. Kurangnya kesadaran dan perhatian: Pengemudi mungkin tidak memperhatikan lampu merah karena terlalu fokus pada hal lain, seperti percakapan atau penggunaan ponsel.
2. Kurangnya disiplin dan tanggung jawab: Beberapa orang mungkin merasa tidak perlu mematuhi aturan lalu lintas.
3. Kebutuhan akan kecepatan dan efisiensi: Pengemudi mungkin merasa terburu-buru dan ingin mencapai tujuan lebih cepat.
4. Stres dan emosi: Pengemudi yang merasa stres atau emosi dapat lebih cenderung menerobos lampu merah.
1. Kondisi jalan yang buruk: Jalan yang rusak atau berlubang dapat membuat pengemudi merasa perlu mempercepat perjalanan.
2. Kepadatan lalu lintas: Kepadatan lalu lintas dapat membuat pengemudi merasa frustrasi dan ingin mempercepat perjalanan.
3. Kurangnya pengawasan: Kurangnya pengawasan dari pihak berwenang dapat membuat orang merasa aman untuk melanggar aturan.
4. Desain jalan yang kurang baik: Desain jalan yang tidak memadai dapat menyebabkan pengemudi sulit melihat lampu merah.
1. Keterbatasan waktu: Pengemudi mungkin merasa harus bekerja lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
2. Tekanan sosial: Pengemudi mungkin merasa tekanan dari teman atau keluarga untuk tiba lebih cepat.
3. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya: Pengemudi mungkin tidak menyadari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh menerobos lampu merah.
4. Budaya dan kebiasaan: Menerobos lampu merah dapat menjadi kebiasaan yang sulit diubah.
1. Peningkatan kesadaran dan edukasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya menerobos lampu merah.
2. Pengawasan yang lebih ketat: Meningkatkan pengawasan dari pihak berwenang.
3. Perbaikan infrastruktur: Meningkatkan kondisi jalan dan mengatur lalu lintas.
4. Penerapan teknologi: Menggunakan teknologi seperti kamera pengawas dan sistem pengatur lalu lintas pintar.
5. Pemberian sanksi yang tegas: Memberikan sanksi yang tegas bagi pengemudi yang menerobos lampu merah.
Nah, dengan memahami alasan-alasan di atas, kita dapat bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi perilaku menerobos lampu merah.
Ingat lampu merah tanda kita haru berhenti sejenak berkendara, jangan sampai gara-gara menerobos lampu merah kita jadi berhenti total berkendara
Husnul Puhi
Menjadi jurnalis sejak tahun 2022 dan pernah menjadi wartawan dimedia nasional