Kebebasan pers di Gorontalo masih belum terjamin sepenuhnya. Lewat diskusi publik, AJI Gorontalo mendesak penghentian kekerasan terhadap jurnalis dalam bentuk apapun.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo melakukan diskusi publik bertajuk “Kilas Balik Kekerasan Jurnalis di Gorontalo, Tanggung Jawab Siapa?” pada hari Sabtu (1/2/2025), di Roemah Marly, Kota Gorontalo.
Kegiatan ini merupakan refleksi atas kasus-kasus kekerasan yang dialami jurnalis di Gorontalo, selama beberapa tahun belakangan.
Kebebasan pers adalah salah satu pilar demokrasi yang fundamental. Jurnalis memainkan peran penting sebagai pengawal informasi dan pelapor kebenaran kepada publik.
Namun, praktik kekerasan terhadap jurnalis masih menjadi momok yang mencederai kebebasan pers, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Gorontalo, yang dikenal sebagai wilayah dengan perkembangan media yang cukup dinamis, juga tidak luput dari kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis.
Sepanjang tahun 2024, beberapa kasus kekerasan terhadap jurnalis telah terjadi, baik dalam bentuk ancaman verbal, intimidasi, penganiayaan fisik, hingga perampasan alat kerja.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlangsungan kebebasan pers di Gorontalo.
Di sisi lain, perlindungan terhadap jurnalis sering kali dianggap belum maksimal, baik dari sisi regulasi, penegakan hukum, maupun peran perusahaan media.
Diskusi publik ini menghadirkan narasumber dari beragam perspektif. Dari AJI sendiri yang diwakili koordinator wilayah Sulawesi; dari sisi akademis, diwakili Noval Talani, dosen jurusan komunikasi di Universitas Negeri Gorontalo; dari sudut pandang perusahaan media, Verianto Madjowa, ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Gorontalo; dan perwakilan dari Polda Gorontalo, Kombes Pol Yos Guntur Yudi Fauris Susanto, Dirreskrimum Polda Gorontalo.
Diskusi ini merupakan momentum penting untuk membangun ekosistem pers yang lebih aman dan berdaya di Gorontalo.
Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan dapat tercipta sinergi untuk menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari ancaman dan kekerasan, serta mendorong terciptanya kebebasan pers yang lebih kokoh.
Di akhir kegiatan, organisasi-organisasi wartawan dan lembaga yang hadir sepakat untuk berkoalisi memutus rantai kekerasan terhadap jurnalis di Gorontalo.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.