TikTok Logo X Logo
Logo
Nusantara

Anak-Anak Palestina Alami Berbagai Kekerasan saat Datahan Militer Israel

Interview with microphones Anak-anak Palestina alami kekerasan fisik hingga psikis saat ditahan militer Israel (Istimewa)

Berbagai bentuk kekerasan dialami anak-anak Palestina saat ditahan tentara Israel. Mulai dari fisik hingga dipaksa melihat penyiksaan.

***

BERINTI.ID - Laporan Save The Children bertajuk Injustice: Palestinian children’s experience of the Israeli military detention system 2023 mengungkap pengalaman anak-anak Palestina selama ditahan militer Israel.

Save the Children, mengungkapkan pola kekerasan yang dialami oleh mereka yang usianya di bawah 17 tahun saat kejadian itu terjadi.

Menurut Save the Children, kekerasan fisik, psikologis, dan emosional telah dialami mereka mulai dari penangkapan, interogasi, pemindahan, hingga masa tahanan.

Salah satu bentuk kekerasan paling dominan adalah ancaman dengan kekerasan fisik yang dirasakan oleh 70% responden, diikuti dengan 69% yang diintimidasi dengan penelanjang dan pemeriksaan badan.

Lebih dari setengah dari jumlah itu, yaitu 64%, melaporkan adanya ancaman terhadap anggota keluarga mereka, sementara sekitar 60% mengalami pemukulan menggunakan alat seperti tongkat atau pistol.

60% responden mendapati diri terjebak dalam kurungan isolasi selama proses detensi mereka.

Laporan tersebut juga mengungkap bahwa waktu yang dihabiskan oleh responden dalam kondisi kurungan isolasi bervariasi mulai dari sehari hingga 48 hari, menggambarkan penderitaan yang panjang dalam penyiksaan mereka.

Lebih jauh, 44% responden menyatakan bahwa mereka dipaksa untuk menyaksikan atau mendengar tawanan lain disiksa sepanjang proses penahanan mereka.

Data lebih lanjut menyoroti bahwa tindakan kekerasan sudah dialami sejak tahap awal penangkapan.

Sebanyak 73% anak melaporkan mendapat perlakuan fisik langsung seperti tendangan, pukulan, dan tonjolan dari tentara Israel.

Mayoritas, yakni 65% responden, melaporkan bahwa penangkapan berlangsung terutama di malam hari, sedangkan 45% program detensi berlangsung saat tengah tengah malam.

Hanya sedikit, yakni 4% anak, menjelaskan bahwa mereka telah diperingtahkan sebelum penangkapan mereka terjadi, dengan separuh dari proses pendekatan Israel terjadi di residensi anak-anak dalam penelitian tersebut.

Secara keseluruhan, 228 bentuk informan mantan tahanan partisipan dalam penelitian ini, termasuk di dalamnya adalah 177 berkaitan dengan survei serta 51 dengan diskusi kelompok tertutup.

Semua peserta berusia di antara 12 dan 17 tahun ketika menjalani penahanannya, dan usia 15 hingga 21 tahun ketika mereka berkontribusi ke dalam penelitian ini. 

Mayoritas anak atau sebanyak 71%, menjalani kurun waktu penahanan satu tahun dan survei ini dipublikasikan pda bulan Juli tahun 2023.


×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp