Aset Pemprov Gorontalo di Yogyakarta Terbengkalai, Mahasiswa Tinggal di Asrama Berjamur

Asrama Mahasiswa Gorontalo di Wonocatur, Yogyakarta, yang merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Gorontalo, dilaporkan terbengkalai dan mengalami kerusakan sejak 2022. Kondisi bangunan yang lembap, bocor, dan berjamur dinilai mengganggu kenyamanan serta kesehatan mahasiswa penghuni.

***

BERINTI.ID, Yogyakarta - Asrama Mahasiswa Gorontalo di kawasan Wonocatur, Yogyakarta, dilaporkan mengalami kerusakan sejak 2022 tanpa adanya perbaikan lanjutan. 

Kondisi bangunan yang lembap, bocor, dan berjamur dinilai mengganggu kenyamanan sekaligus kesehatan mahasiswa penghuni.

Ketua Asrama Gorontalo Wonocatur, Prasety Rakhmat Darmawan, mengatakan sejumlah fasilitas utama asrama mengalami kerusakan serius, mulai dari sistem perpipaan, instalasi listrik, hingga dinding bangunan.

Menurut dia, kerusakan tersebut telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

"Perawatan terakhir pada 2022 lalu. Setelah itu tidak ada lagi perbaikan. Kondisi bangunan terus memburuk," kata Prasety, yang akrab disapa Mawan.

Akibat kondisi tersebut, sejumlah mahasiswa mengeluhkan gangguan kesehatan dan menurunnya konsentrasi belajar. 

Lingkungan hunian yang lembap dan tidak layak huni disebut berdampak langsung pada aktivitas akademik para penghuni asrama.

"Beberapa penghuni sempat mengalami demam dan merasa tidak nyaman untuk beraktivitas. Ini jelas mengganggu proses belajar kami,"ujar Mawan.

Saat ini, asrama tersebut dihuni enam mahasiswa asal Gorontalo. Begitu pula dengan pengelolaan harian asrama yang dikelola pengurus internal mahasiswa. 

Namun, Prasety menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengelola dana perawatan bangunan.

"Dana perawatan tidak pernah kami terima atau kelola. Kami juga tidak pernah mendapatkan informasi RAB atau besaran anggaran," katanya.

Lebih lanjut Mawan menjelaskan bahwa dana perawatan asrama bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Gorontalo dan dikelola oleh pihak lain. 

Meski demikian, mahasiswa mengaku tidak merasakan adanya perbaikan fisik bangunan. Pengurus asrama juga telah mengajukan permohonan perbaikan melalui proposal pada tahun 2023 dan 2024. 

Kondisi bangunan juga pernah disampaikan secara langsung saat kunjungan dua anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Sun Biki dan Thomas Mopili.

Namun, Prasety mengaku kecewa karena kunjungan tersebut tidak diikuti langkah konkret. 

"Kami sempat protes langsung. Mereka datang hanya untuk foto-foto, meminta cap, lalu pulang. Tidak ada perbaikan sama sekali. Kesan kami, kunjungan itu hanya formalitas untuk menggugurkan kewajiban," kata dia menjelaskan.

Ia menambahkan, Pemprov Gorontalo terakhir kali mengunjungi asrama tersebut pada periode 2019 hingga 2022, yakni saat renovasi dan peresmian bangunan baru oleh Gubernur Gorontalo saat itu, Rusli Habibie. 

Setelah itu, tak ada lagi kunjungan langsung dari pemerintah provinsi.

Hingga kini, mahasiswa mengaku belum pernah menerima penjelasan lanjutan terkait janji maupun tindak lanjut perbaikan kondisi asrama.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 15 Tahun 2021, asrama mahasiswa merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Gorontalo. 

Pengelolaan, pembinaan, dan pengawasan asrama berada di bawah kewenangan Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo melalui Biro Umum Sekretariat Daerah.

Dengan begitu, mahasiswa menuntut transparansi pengelolaan dana perawatan serta perbaikan fisik bangunan asrama. Mereka juga berharap Pemprov Gorontalo turun langsung meninjau kondisi Asrama Mahasiswa Gorontalo di Yogyakarta.

"Kami hanya ingin ada transparansi dan perbaikan nyata. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, kerusakan aset daerah akan semakin parah," tutup Prasety.