Di Gorontalo telah hadir program pembelajaran bahasa isyarat Al-Quran. Program ini diinisiasi oleh Lakpesdam PWNU Gorontalo yang menggandeng Baznas RI. Pembelajarannya akan diberikan kepada para pelatih yang biasa menangani para penyandang disabilitas, khususnya Tunarungu.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Baznas RI bersama Lakpesdam PWNU Gorontalo menyelenggarakan program pembelajaran Al-Qur’an berbasis bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas Tunarungu.
Program ini dikemas dalam bentuk Training of Trainer (ToT) yang digelar selama dua hari, 27–28 November 2025.
Inisiatif tersebut dirancang untuk memperluas akses dakwah bagi kelompok difabel, terutama mereka yang selama ini belum memperoleh ruang memadai dalam layanan keagamaan.
Sebanyak 34 peserta mengikuti pelatihan ini, terdiri dari guru SLB di Kota dan Kabupaten Gorontalo, SLB Bone Bolango, para pengajar TPQ, lembaga swadaya masyarakat, serta dua penyuluh agama dari Kabupaten Pohuwato.
Untuk memastikan seluruh proses berjalan inklusif, panitia menghadirkan juru bahasa isyarat bagi enam peserta Tuli.
Kehadiran para juru bahasa isyarat itu menjadi bagian penting dalam menjamin akses setara selama pelatihan berlangsung.
Acara ini turut dihadiri perwakilan Gubernur Gorontalo, Yaser Arafat, yang juga Kepala Biro Pemkesra. Hadir pula Ketua Baznas Provinsi Gorontalo, Hamka Arbie, serta Sekretaris PWNU Gorontalo, Arkan Karim.
Materi utama disampaikan oleh Ida Zulfiya dari Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Kementerian Agama RI.
Dalam paparannya, Ida menegaskan bahwa penyusunan mushaf Al-Quran isyarat bukan sekadar proyek teknis, melainkan perjalanan panjang menghadirkan keadilan bagi penyandang disabilitas Tuli.
Ia mengingatkan bahwa Quran Braille telah lama tersedia bagi penyandang tunanetra, sementara kebutuhan komunitas Tuli baru mendapatkan perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir.
"Proses yang dimulai sejak 2020 ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang hadir melalui kerja-kerja manusia," papar Ida.
Dirinya mendorong peserta agar memandang Quran Isyarat sebagai ruang tumbuh bersama, bukan sekadar produk akhir.
Ida juga menyinggung stigma yang kerap dialamatkan kepada anak-anak Tuli, termasuk pandangan keliru sebagian keluarga yang menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk azab.
"Setiap insan adalah ciptaan Allah yang sama mulia," tutur Ida.
Dalam kesempatan itu, Ida memberikan apresiasi kepada Lakpesdam PWNU Gorontalo yang dinilainya memiliki kepanitiaan paling rapi dan sigap dibanding sejumlah kegiatan serupa yang pernah ia hadiri di berbagai daerah.
Sementara, Perwakilan Baznas RI, Ilman Faqih Sibgatullah, mengatakan bahwa lembaganya memiliki mandat untuk memberikan manfaat kepada seluruh warga tanpa terkecuali, termasuk kelompok disabilitas.
Ilman berharap para peserta ToT dapat menjadi agen diseminasi Quran Isyarat di daerah masing-masing.
Dirinya menilai kolaborasi antara Baznas RI, Kementerian Agama, dan Lakpesdam PWNU Gorontalo sebagai contoh sinergi strategis dalam pelayanan publik dan program kemanusiaan.
"Kami mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan yang tertib, profesional, dan berdampak luas," kata Ilman menjelaskan.
Selain itu, Ketua Lakpesdam PWNU Gorontalo, Hendra Yasin, menyampaikan terima kasih atas dukungan Baznas RI.
Ia menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi wujud komitmen Nahdlatul Ulama untuk terus berkhidmat bagi umat dan bangsa, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.