Untuk menyiapkan kewaspadaan terhadap bencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango menggelar simulasi gempa yang berpotensi tsunami.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bone Bolango dan BMKG Gorontalo menggelar simulasi antisipasi gempa bumi berpotensi tsunami.
Kegiatan ini berlangsung secara daring di kantor BPBD Bone Bolango dan kantor BPBD Provinsi Gorontalo, Rabu, 30 Oktober 2024.
Total ada 16 BPBD se-Indonesia Timur bagian utara yang menjadi peserta dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk menguji kesiapan standar operasional prosedur (SOP) yang telah disusun serta memastikan respon cepat dan terukur saat terjadi situasi darurat, seperti jaringan komunikasi dan listrik yang terputus akibat bencana.
Staff Ahli Bupati Bone Bolango Bidang Percepatan Badan Penanggulangan Bencana dan Infrastruktur, Dian Susilo mengungkapkan bahwa simulasi itu diharapkan bisa menjadi upaya antisipasi untuk mengurangi korban jiwa.
"Jadi sejak dini kami mengantisipasi kejadian bencana di daerah kami, supaya respon ke masyarakat ada sehingga meminimalisir korban jiwa," ungkap Dian usai simulasi.
Dian menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan peralatan, personil, serta pelatihan berkelanjutan untuk memastikan menghadapi segala situasi jika terjadi bencana mendatang.
Simulasi ini juga meliputi tiga tahap kesiapan bencana, yakni mitigasi sebelum bencana, tanggap darurat saat bencana, dan upaya pemulihan pasca bencana.
"Semuanya telah kita siapkan, mulai dengan melakukan mitigasi bencana maupun antisipasi ketika tanggap darurat pada saat bencana dan pasca bencananga juga," jelasnya.
Dian tak menampik, bahwa dukungan informasi dari BMKG Gorontalo sangat penting sebagai landasan untuk perencanaan dan tindakan di lapangan.
Kepala Stasiun Geofisika Gorontalo, Andri Wijaya Bidang mengungkapkan bahwa simulasi tersebut merupakan kegiatan yang pertama kali digelar di Provinsi Gorontalo dan Indonesia Timur.
"Untuk simulasi ini ada dua lokasi yaitu di BPBD Provinsi dan juga di sini BPBD Bone Bolango dan ini baru pertama kali digelar di Gorontalo dan wilayah Indonesia Timur," sambungnya.
Menurut Andri, Gorontalo merupakan wilayah yang masuk dalam area ancaman gempa berpotensi tsunami.
Itu sebabnya kegiatan ini dilakukan agar mengantisipasi ancaman bencana akan datang.
Terkait dengan peralatan, Andri mengungkapkan hingga saat ini pihaknya telah memiliki 10 peralatan untuk pendeteksi gempa maupun tsunami yang telah terpasang di Provinsi Gorontalo.
"Jadi kita ada perlatan warning resist system itu sekitar 10, sensornya ada lima dan dua untuk sirene tsunami yang terpasang di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo," tandasnya.
Jadi intinya, dengan adanya simulasi ini, diharapkan masyarakat lebih siap menghadapi bencana dan pemangku kepentingan dapat bersinergi dalam meminimalisir dampak buruk akibat gempa dan tsunami jika terjadi di Kabupaten Bone Bolango.
Husnul Puhi
Menjadi jurnalis sejak tahun 2022 dan pernah menjadi wartawan dimedia nasional