Warga Desa Biluango, Kabupaten Bone Bolango hanya bisa pasrah menngingat rumah hingga barang berharga mereka lenyap disapu banjir. Semuanya berganti rasa trauma. Seperti yang dirasakan Reri S. Muko, salah satu korban banjir Desa Biluango beberapa hari lalu.
***
BERINTI.ID, Bone Bolango - Banjir hingga longsor yang melanda Desa Biluango, Kabupaten Bone Bolango menyebakan puluhan rumah rusak.
Kejadian ini menyisakan cerita sedih di benak Reti S.Muko, warga Dusun Kemiri, salah satu dusun paling terdampak.
Rumahnya berdiri tepat di bibir sungai. Untuk menghindari banjir susulan, Reti untuk sementara diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Duka berlapis
Sejak banjir mulai melanda Desa Biluango pada tahun 2022 lalu, Reti memilih bertahan di rumahnya meski hanya tersisa ruang tamu.
Ia bercerita banjir yang menghanyutkan bagian belakang rumahnya itu terjadi pada bulan September 2024 lalu, tepatnya 7 hari setelah kepergian ibunya.
Sebelum kejadian, Reti sedang mempersiapkan acara tahlilan. Sekembalinya dari makam, ia kaget melihat sebagian ruahnya telah hanyut diterjang banjir.
Kue untuk acara tahlilan, perabotan, hingga tabungan Reti Rp10 juta lenyap. Uang tersebut disimpan di dalam lemari kecil yang terletak di dapur.
"Saya sempat pingsan Waktu tahu bagian belakang rumah sudah tidak ada. Satu kamar dan dapur habis, banyak barang yang tidak bisa saya selamatkan," kata Reti.
Bertahan dengan rasa trauma
Kejadian bulan September tahun lalu menjadi salah satu bagian terpahit dalam hidup Reti.
Belum lama ditinggal pergi ibu tercinta, rumah tempat dia menyambung hidup juga rusak diterjang banjir.
Walau demikian, wanita paruh baya itu tak ingin meninggalkan rumahnya meski hidup berdampingan dengan rasa trauma.
Pemerintah desa setempat pernah menawarkan sebidang tanah untuk membangun rumah baru. Namun, tawaran tersebut ditolak lantaran keterbatasan biaya.
"Mau pindah rumah, tapi tidak ada uang," ujarnya.