Demo mahasiswa di Gorontalo menolak bantuan DPR RI berakhir ricuh di Jembatan Telaga. Massa membakar ban dan pembatas jalan, polisi menggunakan water canon serta gas air mata untuk membubarkan aksi. Beberapa menunjukkan diamankan, situasi kini berkelanjutan yang kondusif.
***
BERINTI.ID, Gorontalo — Aksi mahasiswa menolak bantuan DPR RI di Gorontalo berakhir ricuh pada Senin, 1 September2025.
Akasi yang berlangsung di Simpang Lima Telaga sejak siang itu awalnya aman.
Namun, massa Cipayung Plus menutup akses Jembatan Telaga dan membakar ban bekas serta sejumlah pembatas jalan, membuat arus lalu lintas terhenti.
Kericuhan akhirnya pecah karena kekecewaan massa yang tak kunjung bertemu Gubernur Gorontalo dan Kapolda.
Asap tebal dari pemanggangan menjelang pukul 18.00 Wita menutup pandangan di sekitar jembatan yang menghubungkan Kota dan Kabupaten Gorontalo.
Usai azan magrib, polisi memberi peringatan agar aksi dihentikan. Namun imbauan tak diindahkan, sebagian massa melempar botol plastik dan batu ke arah petugas.
Aparat kemudian mengerahkan dua unit meriam air, menembakkan gas air mata, dan membentuk barikade pengontrol huru-hara.
Massa terpukul mundur ke arah Jalan Thayeb M. Gobel dan Jalan Jhon Ario Katili (eks Jalan Andalas).
Polda Gorontalo menyebut tindakan pembubaran dilakukan karena melewati batas waktu.
“Berdasarkan kesepakatan waktu unjuk rasa hanya sampai pukul 18.00 Wita, kami pun telah memanggil korlap untuk bernegosiasi, tapi mereka belum juga membubarkan diri,” kata Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Harjendro.
“Sehingga kami melakukan upaya untuk membubarkan pengunjuk rasa, karena sudah melewati batas waktu yang ditetapkan,” sambungnya.
Sejumlah peserta aksi diamankan dan dibawa ke Mapolda untuk pemeriksaan, jumlahnya masih didata.
Menjelang malam, situasi di Jembatan Telaga yang kondusif dan jalur yang sempat ditutup mulai dibuka kembali, meski aparat tetap berjaga untuk mengantisipasi aksi lanjutan.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.