Diksar Mapala Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang menyebabkan kematian Muhamad Jeksen menemukan fakta baru. Kerabat korban di paguyuban mahasiswa Muna bilang diksar tersebut ada unsur kekerasan.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Kasus meninggalnya Muhamad Jeksen, mahasiswa FIS UNG usai mengikuti diksar Mapala memunculkan fakta baru.
Dugaan adanya tindak kekerasan dalam diksar tersebut semakin menguat setelah muncul pengakuan dari kerabat korban, La Awal, Dewan Pembina Paguyuban Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Indonesia (KEPMMI).
La Awal mengaku mendapat keterangan langsung dari Koordinator Lapangan (Korlap) Mapala yang terlibat dalam pelaksanaan diksar.
Menurut La Awal, saat Jeksen dinyatakan meninggal dunia di RS Aloei Saboe, Kota Gorontalo, ia sempat mencari penjelasan lebih jauh terkait kegiatan diksar tersebut. Pertanyaannya kemudian dijawab langsung oleh Korlap yang memimpin kegiatan.
"Saya sudah bicara langsung dengan Korlap dan saya menanyakan terkait kondisi di lapangan, Korlap menyampaikan ada proses kaderisasi yang berkaitan dengan kontak fisik," ungkap La Awal, Rabu, 24 September 2025.
Berdasarkan pengakuan Korlap, bahwa terdapat penamparan, pemukulan, dan beberapa kontak fisik lainnya yang dilakukan oleh pihak panitia terhadap peserta.
Bahkan korban Muhamad Jeksen juga turut mendapatkan kekerasan. La Awal juga menyebut, Korlap secara jujur mengaku bahwa dirinya sempat memukul korban.
"Korlap itu menyampaikan, orang-orang yang memukul saat diksar berlangsung adalah para senior, bahkan korlap itu sendiri, mereka menampar dan memukul korban beserta peserta lainnya," tutur La Awal.
Dengan adanya peryataan dari Korlap tersebut, keluarga beserta kerabat korban yakin bahwa dalam pelaksanaan diksar tersebut terdapat kekerasan.
"Saya yakin ada pembuluh darah dari korban yang pecah usai mengikuti diksar tersebut hingga korban dinyatakan meninggal dunia, karena saat visum dilakukan saya melihat sendiri masih ada darah yang keluar dari mulut korban," ucapnya menjelaskan.
Di sisi lain pihak kepolisian dari Polres Bone Bolango juga telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 anggota panitia Mapala pada dua hari lalu.
10 panitia tersebut diantaranya, tiga senior (alumni) mapala, satu korlap diksar, satu ketua panitia diksar, dan lima lagi anggota panitia.
"Dari hari kemarin sampai hari ini, kami dari Polres Bone Bolango sudah meminta keterangan terhadap 10 orang yang menjadi panitia terkait dengan proses diksar Mapala," kata Kapolres Bone Bolang, AKBP Supriantoro, Selasa, 23 September 2025.
Menurut Supriantoro, pihaknya juga nantinya akan melakukan pemeriksaan terhadap para peserta atau orang-orang yang terlibat di dalam diksar tersebut.
Pemeriksaan itu untuk melengkapi proses penyelidikan yang sementara dilakukan oleh pihak kepolisian terkait kasus kematian mahasiswa FIS UNG tersebut.
"Pemeriksaan akan berlanjut kepada pihak-pihak lainnya yang mengetahui tentang kejadian di diksar Mapala tersebut," tutup Kapolres.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.