TikTok Logo X Logo
Logo
Nusantara

Ekspor Batik Indonesia Lesu Gara-Gara Agresi Batik Impor dari China

$detailB['caption'] Batik impor bikin ekspor batik Indonesia lesu (Istimewa)

Ekspor batik Indonesia melesu di tahun 2023. Ini disebabkan maraknya batik impor. Miris, ya, tuan rumah batik masih impor batik lagi.

***

BERINTI.ID - Indonesia sebagai tuan rumah batik mendapat tantangan berat dalam menjaga kinerja ekspor batiknya.

Di rumah sendiri, batik yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia justru diganggu batik impor.

Data Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian ekspor batik Indonesia mengalami penurunan 13,51 persen pada tahun lalu.

Pada tahun 2022, nilai ekspor batik Indonesia mencapai 744,79 juta USD. Namun, di tahun 2023, nilai ekspor batik turun di angka 590,91 us dollar.

Dengan kata lain, volume ekspor batik Indonesia turun dari 26,23 ribu ton pada 2022 menjadi 21,66 ribu ton pada tahun 2023.

Cenderung fluktuatif

Secara keseluruhan, impor batik Indonesia mengalami tren fluktuatif dalam lima tahun terakhir.

Pada tahun 2018, impor batik ke Indonesia mencapai nilai 162,77 juta USD. Kemudian naik menjadi 163 juta USD pada tahun 2019.

Nilai ini turun signifikan pada tahun 2020 menjadi 88,05 juta USD dan naik lagi 112,14 juta USD pada tahun 2021.

Pada tahun 2022, nilai ini naik drastis sebesar 126,61 juta USD. Kemudian pada tahun 2023 turun lagi menjadi 89,05 juta USD.

China menjadi salah satu pemasok batik ke Indonesia terbesar. Selain China, ada Bangladesh yang mengganggu pasar batik Indonesia saat ini.

Namun, jumlah impor batik kedua negara tersebut ke Indonesia punya tren berbeda.

Jika China mengalami penurunan jumlah impor dari 60,67 persen (2018) menjadi 39,65 persen (2023), Bangladesh justru mengalami peningkatan dari 2,90 persen (2018) menjadi 6,19 persen (2023.

Bagimana tindakan pemerintah?

Meski mengalami tekanan dalam persaingan pasar global, pemerintah tetap berupaya agar menjaga nilai ekspor batik Indonesia tetap stabil bahkan meningkat.

Di antanya mendorong inovasi teknologi berbasis Revolusi Industri 4.0.

Selain itu pemerintah juga mendorong penggunaan pewarna alami hingga bahan baku ramah lingkungan untuk mendorong daya saing batik tanah air.

Tak cuma itu, untuk memperluas pasar ekspor batik Indonesia ke pasar Eropa, pemerintah juga telah menandatangani perjanjian dagang IEU CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement).

Jadi intinya, pemerintah tidak boleh lengah dengan kondisi ini. Batik kadang diklaim negara lain. Nah, jangan sampai dengan kondisi ini batik Indonesia malah kalah pamor dengan batik luar negeri. 


×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp