Program pertanian Lapas Pohuwato hasilkan sayuran segar berkualitas. Lewat kerja sama dengan pedagang keliling, hasil panen warga binaan kini dinikmati masyarakat luas dan mendukung pembinaan kemandirian.
***
BERINTI.ID, Pohuwato - Di tengah terik matahari pagi, suara klakson sepeda motor seorang pedagang sayur menggema di sudut-sudut kampung.
Di atas motor yang telah dimodifikasi, tampak seorang pria paruh baya dengan senyum ramah. Ia adalah Haris, penjual sayur keliling yang belakangan ini mengaku dagangannya semakin laris.
Bukan karena tren kekinian atau diskon besar-besaran, melainkan karena kualitas dagangannya yang berasal dari tempat tak biasa: Lapas Kelas IIB Pohuwato.
Haris telah lama menjual sayur dengan motor keliling. Namun kini, ia menjadi penghubung penting antara hasil pertanian warga binaan dan masyarakat.
Setiap pagi, ia menjemput sayuran segar hasil panen dari dalam lapas, lalu menjualnya dari rumah ke rumah.
Menurut Haris, selain mendapat keuntungan, ia merasa bangga bisa membantu memasarkan hasil kerja keras para warga binaan.
"Sayurannya segar, harga terjangkau, pembeli pun senang karena kualitasnya bagus. Saya juga senang karena bisa ikut membantu warga binaan agar hasil kerja mereka tidak sia-sia," ujar Haris.
Kepala Lapas Kelas IIB Pohuwato, Tristiantoro Adi Wibowo, menjelaskan bahwa kerja sama dengan penjual keliling seperti Haris adalah bagian dari strategi memperluas jangkauan hasil pertanian warga binaan ke masyarakat.
"Selain menjadi konsumsi internal warga binaan, kami memang punya target agar hasil pertanian ini bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Dengan adanya penjual keliling seperti Pak Haris, distribusi jadi lebih merata sampai ke rumah warga. Ini juga membantu membangun citra positif warga binaan di tengah masyarakat," jelasTristiantoro.
Program pertanian ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian yang digagas Lapas Pohuwato.
Warga binaan dilatih untuk menanam, merawat, dan memanen berbagai jenis tanaman, seperti kangkung, bayam, sawi, kacang panjang, tomat, cabai, dan lain-lain. Semua dilakukan di atas lahan pertanian dalam lingkungan lapas.
Adi menyebut bahwa kegiatan ini juga menjadi implementasi nyata dari kebijakan Pemasyarakatan Produktif, yang bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan hidup dan semangat produktif.
"Melalui program pertanian ini, kami ingin membuktikan bahwa di balik jeruji besi, warga binaan juga bisa berkontribusi nyata. Mereka menanam, merawat, dan memanen dengan penuh tanggung jawab. Hasilnya kemudian dinikmati masyarakat melalui penjual keliling seperti Pak Haris. Ini adalah bentuk nyata sinergi antara Lapas, warga binaan, dan masyarakat," ujarnya.
Program ini bukan sekadar rutinitas pembinaan, tetapi upaya menyambungkan kembali warga binaan dengan masyarakat melalui kontribusi nyata.
Sayuran yang mereka hasilkan bukan hanya menyegarkan dapur warga, tetapi juga membawa pesan bahwa harapan dan perubahan bisa tumbuh di tempat yang tak terduga.
Husnul Puhi
Menjadi jurnalis sejak tahun 2022 dan pernah menjadi wartawan dimedia nasional