TikTok Logo X Logo
Logo
Hulonthalo

Ibadah Natal di Balik Tembok Lapas Gorontalo, Doa dan Harapan Tak Pernah Terpenjara

$detailB['caption'] Suasana ibadah natal di Gereja Getsemani Lapas IIA Gorontalo, warga binaan kritiani sedang memanjatkan doa (Berinti.id/Husnul Puhi)

Perayaan Natal di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo berlangsung khidmat dan penuh makna. Di balik tembok tinggi dan jeruji besi, lantunan doa serta pujian mengalun, menghadirkan harapan dan kedamaian bagi warga binaan yang merayakan Natal dalam keterbatasan.

***

BERINTI.ID, Gorontalo - Pagi itu, Kamis, 25 Desember 2025, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo terasa berbeda. 

Di balik tembok tinggi dan jeruji besi, lantunan doa dan pujian Natal mengalun pelan dari sebuah gereja kecil di dalam lapas. 

Suasana khidmat menyelimuti ruangan sederhana itu, tempat harapan dan pengharapan bertemu di tengah keterbatasan.

Sebanyak 15 warga binaan pemasyarakatan beragama Kristen mengikuti ibadah Natal dengan penuh ketenangan. 

Mereka duduk berdampingan, sebagian dengan mata terpejam, sebagian lagi menatap ke depan dengan wajah teduh. Natal kali ini tak dirayakan dengan gemerlap, namun sarat makna.

Ibadah Natal digelar secara sederhana dengan melibatkan petugas pemasyarakatan. Meski jauh dari keluarga dan kebiasaan merayakan Natal di rumah, suasana hangat tetap terasa. 

Beberapa keluarga warga binaan bahkan diizinkan hadir, menambah nuansa emosional dalam perayaan tersebut.

Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo, Sulistyo Wibowo, mengatakan perayaan Natal sengaja dikemas sederhana namun tetap bermakna. 

Menurut dia, momen ini menjadi bagian dari pembinaan kerohanian bagi warga binaan.

"Walaupun sederhana, semangat Natal tetap kami hadirkan. Ini bentuk dukungan kami agar mereka tetap merasa diperhatikan dan memiliki harapan," kata Sulistyo usai ibadah.

Sulistyo mengaku perayaan ini juga memiliki makna personal baginya. Sebagai umat Kristiani, ia turut merasakan kehangatan Natal bersama para warga binaan. 

Ia menyebut, kehadiran keluarga dalam ibadah diperbolehkan mengingat jumlah umat Kristiani di lapas tersebut relatif sedikit.

"Kami bersyukur karena suasananya kondusif. Ini menjadi momen refleksi dan penguatan iman," ujarnya.

Dalam pesannya, Sulistyo mengajak warga binaan untuk menjadikan Natal sebagai titik balik untuk memperbaiki diri. Ia menegaskan bahwa masa pidana bukanlah akhir dari segalanya.

“Di dalam lapas ini bukan akhir kehidupan. Masih ada kesempatan untuk berbenah, menjadi pribadi yang lebih baik, dan kelak kembali berkarya di masyarakat," kata dia.

Bagi Yopi, salah satu warga binaan, Natal di balik jeruji selalu menghadirkan rasa campur aduk. Pria yang telah tiga kali merayakan Natal di lapas itu mengaku suasananya sangat berbeda dibandingkan saat masih bersama keluarga.

"Biasanya Natal kumpul dengan keluarga. Di sini kami hanya bersama teman-teman sesama warga binaan," kata Yopi lirih.

Namun, keterbatasan itu tak sepenuhnya memupus sukacita. Bagi Yopi, Natal tetap menghadirkan hikmah dan harapan baru. 

Dirinya percaya setiap peristiwa memiliki makna, termasuk masa pidana yang sedang ia jalani.

"Harapannya semoga bisa jadi lebih baik, cepat bebas, dan bisa merayakan Natal bersama keluarga lagi," tandasnya. 


Mau dapatkan informasi terbaru yang menarik dari kami? Ikut WhatsApp Channel Berinti.id. Klik disini untuk gabung.

Foto Profil

Husnul Puhi

Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.

×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp