Iki, Sosok Misterius yang Diduga Jadi Perantara Suap Owner Ebudo Akhirnya Buka Suara

Setelah namanya disebut-sebut sebagai perantara dugaan suap yang dilakukan owner Ebudo dalam kasus skincare ilegal, Iki akhirnya buka suara. Mau tahu tanggapan Iki?

***

BERINTI.ID, Gorontalo - Oknum bernama Iki yang disebut-sebut sebagai perantara dalam kasus dugaan suap owner Ebudo akhirnya muncul.

Iki mengklarifikasi tuduhan yang membuat namanya sempat dicari-cari Polda Gorontalo dan Kejati Gorontalo.

Pasalnya, Iki disebut oknum yang menerima uang Rp130 juta dari owner Ebudo, Nurhalisa Abdullah atau Elis.

Iki juga disebut orang yang membagikan uang ini kepada Polda Gorontalo, BPOM, dan Kejaksaan Tinggi Gorontalo.

Saat ditemui awak media, Iki mengaku jika Rp30 juta dari Rp130 juta itu akan digunakan untuk membayar penangguhan penahan Elis.

Namun, karena permohonan penangguhan penahanan ditolak, Iki mengembalikan uang tersebutke Elis.

"Elis kasih uang ke saya, 30 juta, saya tanya ini uang untuk apa? Dia bilang bawa saja itu. Ini uang supaya dia tidak ditahan, tapi tidak diterima, makanya saya kembalikan langsung,' kata Iki kepada awak media.

Lebih lanjut, Iki menegaskan bahwa berita yang menyebut dirinya membagi-bagikan uang kepada tiga lembaga adalah fitnah.

"Tuduhan itu saya rasa fitnah," kata Iki.

Sebelumnya, kuasa hukum tersangka Elis, Harianto Puluhulawa mengungkapkan jika kliennya telah menyerahkan uang sebesar Rp130 juta kepada Iki.

Uang ini diserahkan ke Iki untuk dibagikan ke Polda, BPOM, dan Kejati Gorontalo sebagai pelicin agar Elis tidak diproses hukum.

Bahkan Harianto bilang ada salah satu instansi yang sudah mengembalikan uang Rp30 juta.

Atas tuduhan ini, tiga lembaga yang disebut menerima suap Elis kompak membantah.

Baik Polda, BPOM, dan Kejati Gorontalo dengan tegas membantah telah menerima pembagian uang dari Elis.

Ketiga lembaga tersebut memastikan penanganan kasus skincare ilegal dengan tersangka Elis selaku owner Ebudo telah berjalan sesuai prosedur.

Elis sendiri kini ditahan di Lapas Perempuan Kelas III Kabupaten Gorontalo sembari menunggu kasusnya disidangkan.