Bagi kebanyakan orang guru adalah profesi mulia. Namun, kenyataannya, kehidupan guru di Indonesia tak semulia profesinya; tak kunjung sejahtera, bahkan paling rentan pinjol.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Beberapa waktu lalu trending di media sosial tagar #JanganJadiGuru. Tagar ini muncul sebagai bentuk protes terhadap mirisnya kehidupan guru di Indonesia.
Berbicara soal kesejahteraan, guru menjadi salah satu profesi yang bisa dibilang masih jauh dari kata sejahtera.
Kesejahteraan diukur dari besaran gaji yang diterima, sedangkan gaji guru di Indonesia terbilang belum layak.
Apalagi bagi guru yang berstatus honorer dan belum tersertifikasi.
Klaim ini dibuktikan dengan data gaji guru di Indonesia menjadi yang terendah di Asia Tenggara menurut Goodstats.
Gaji guru ini di Indonesia ada dikisaran angka Rp2,7 juta sangat jauh dibandingkan dengan gaji guru di Filipina sebesar Rp5,13 juta.
Bahkan gaji guru di Indonesia sangat jauh lebih kecil dibanding gaji guru di Singapura sebesar Rp28,2 juta.
Di beberapa daerah, gaji guru honorer bahkan ada yang hanya ratusan ribu per bulan.
Sementara bagi guru PNS gajinya berkisar di angka Rp1,7 juta sampai 6,4 juta, tergantung golongannya.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) pada Mei 2024 mengungkap fakta memprihatinkan tentang kesejahteraan guru honorer di Indonesia.
Sebanyak 74% guru honorer menerima gaji di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2024, yaitu Rp2 juta per bulan.
Bahkan, 20,5% di antaranya hanya dibayar Rp500 ribu per bulan!
Dengan gaji yang minim tersebut, tidak mengherankan jika 89% guru honorer merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terlebih dengan rata-rata tanggungan 3 anggota keluarga.
Untuk menyambung hidup, mereka terpaksa mencari penghasilan tambahan dengan berbagai cara, mulai dari mengajar bimbel (39,1%), berdagang (29,3%), bertani (12,8%), menjadi buruh (4,4%), menjadi kreator konten (4%), bahkan menjadi pengemudi ojek online (3,1%).
Potret kehidupan guru di Indonesia masih perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Selain masih ada guru yang mendapat gaji di bawah UMP, guru juga menjadi profesi yang paling banyak terjerat pinjol. Menurut OJK, 42 persen masyarakat berprofesi guru terjerat pinjaman online.
Salah satu faktor utama penyebab guru terlilit utang Pinjol adalah masalah penghasilan yang tidak berbanding lurus dengan pengeluaran atau kebutuhan hidup.
Menariknya, meski bergelut dengan kesulitan hidup, guru masih menjadi profesi yang paling dipercaya menurut survei Ipsos.
Tingkat kepercayaan warga indonesia terhadap profesi guru mencapai 74 persen, sedangkan tingkat kepercayaan terhadap guru sangat rendah di angka 7 persen.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat peran vital guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer, agar mereka dapat fokus mengajar dan memberikan pendidikan terbaik bagi generasi penerus bangsa.