Peran istri menjadi kunci dalam meredam kasus penganiayaan Anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang dilakukan oleh Penambang Suwawa. Pelapor atas nama Mikson Yapanto telah mencabut laporannya, hingga kasus ini berujung damai.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Kasus dugaan penganiayaan terhadap anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang melibatkan sejumlah penambang di Suwawa berakhir damai.
Penyelesaian perkara itu tercapai setelah proses mediasi yang melibatkan aparat dan tokoh setempat, dengan peran para istri penambang disebut menjadi kunci meredam konflik.
Perwakilan Penambang Suwawa, Kris Wartabone, mengatakan pihak pelapor telah resmi mencabut laporan polisi atas dugaan penganiayaan tersebut.
Menurut dia, pencabutan laporan tidak lepas dari inisiatif lima istri penambang yang terlibat dalam upaya perdamaian.
"Peran ibu-ibu penambang ini sangat besar. Mereka yang datang langsung dan berinisiatif mendamaikan persoalan ini," kata Kris, Selasa, 16 Desember 2025.
Kris menjelaskan, kelima istri penambang itu mendatangi Mikson Yapanto, anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang menjadi pelapor, untuk menyampaikan permohonan maaf sekaligus meminta penyelesaian secara kekeluargaan. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil.
"Hati Pak Mikson luluh. Ia mempertimbangkan kondisi keluarga para penambang, sehingga proses perdamaian bisa tercapai," ujar Kris menjelaskan.
Ia menegaskan, setelah kesepakatan damai tercapai, tidak ada lagi rasa dendam antara para penambang dan pihak DPRD Provinsi Gorontalo.
"Kami sekarang sudah lega dan berterima kasih kepada Pak Mikson atas kebesaran hatinya," lanjutnya.
Momen yang sama, Mikson Yapanto turut membenarkan pencabutan laporan tersebut.
Ia mengatakan telah sepakat berdamai dengan lima penambang Suwawa yang sebelumnya dilaporkan atas dugaan penganiayaan.
"Saya sudah sepakat untuk berdamai," kata Mikson singkat.
Dirinya mengakui keputusan tersebut diambil setelah mendengar langsung permohonan para istri penambang.
Menurut Mikson, pertimbangan kemanusiaan dan keberlangsungan hidup keluarga para penambang menjadi alasan utama dirinya mencabut laporan.
"Mereka datang meminta maaf dan meminta perdamaian. Saya juga memikirkan keluarga mereka yang membutuhkan penghidupan," kata Mikson.
Dengan berakhirnya kasus ini secara damai, kedua belah pihak berharap tidak ada lagi konflik serupa di kemudian hari.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.