TikTok Logo X Logo
Logo
Hulonthalo

Kades Hutabohu Ngaku Pernah Jadi Calo

$detailB['caption'] Kdes Hutabohu, Rustam Pomalingo saat memberikan klarifikasi di DRPD (Berinti.id/Husnul Puhi)

Kades Hutabohu, Rustam Pomalingo mengaku pernah jadi calo. Meski tidak dijelaskan secara rinci, Rustam mengaku jadi calo sebelum menjabat Kepala Desa Hutabohu.

***

BERINTI.ID, Gorontalo - Nama Kepala Desa Hutabohu, Rustam Pomalingo baru-baru ini menjadi pembahasan publik. Rustam diduga terlibat praktik calo dan penipuan berkedok rekrutmen PPPK. Korbannya berinisial NH, warga Desa Hutabohu.

NH menyetor uang sebesar Rp60 juta kepada Rustam guna memperlancar proses pendaftaran PPPK pada tahun 2023 lalu. Jaminannya uang tersebut akan dikembalikan Rustam jika NH tidak lulus. Pada kenyatannya NH tidak lulus dan uang yang disetor tak kunjung dikembalikan.

Korban sempat menemuinya, tapi hasilnya nihil. Karena merasa ditipu, korban berencana membawa masalah ini ke ranah hukum. Rencana itu urung dilakukan lantaran pihak Rustam dan pihak korban dimediasi DPRD lewat rapat dengan pendapat (RDP).

Diduga jadi calo

Sebelum dipertemukan DPRD, Rustam sempat mengaku dibantu oleh beberapa orang dalam mengurus pendaftaran korban.

"Ini sudah jadi rahasia umum. Ini kan, ada beberapa pihak yang ikut membantu, ini urusannya bukan di Gorontalo lagi. Bahkan mungkin di dalam nilai sekian itu, kalau ini sukses, ada beberapa rupiah itu kan diberikan ke saya," kata Rustam pada 9 Februari 2025 kemarin.

"Uang itu murni untuk pengurusan, ini tidak perlu saya jelaskan lagi, karena pengurusan melalui perantara sudah begitu pembicaraannya," sambung Rustam.

Pernyataan ini seakan membenarkan bahwa Rustam menjalankan praktik calo dalam rekrutmen PPPK tahun 2023 kemarin.

Kendati demikian, Rustam menegaskan bahwa dia tidak pernah meminta atau mendatangi warga menawarkan jasanya. Dia juga menegaskan bahwa praktik ini tidak ada kaitannya dengan jabatan kepala desa yang sedang disandang.

"Upaya yang kita lakukan ini untuk memudahkan. Tidak ada permintaan saya datangi mereka, minta uang dengan iming-iming orangnya lulus, karena orang ini saya tidak kenal," katanya.

Dugaan praktik calo yang dilakukan Rustam makin menguat dengan pernyataannya ke awak media pada 10 Februari 2025 kemarin.

Saat itu Rustam mengaku bahwa punya tim berjumlah tujuh orang. Setiap orang dalam tim mendapat bayaran berbeda. Dalam tim ini Rustam bertindak sebagai penghubung. Bayarannya sebesar Rp5 juta. 

"Kalau [bayarannya] paling besar itu yang dekat tungku. kalau kami ini kan, orang di luar sebagai penghubung saja," kata Rustam.

Ngaku jadi calo

Pernyataan ini bak bumerang bagi Rustam saat menghadiri RDP di kantor DPRD Kabupaten Gorontalo pada Selasa, 11 Februari 2025 kemarin. Anggota DPRD meminta klarifikasi Rustam apakah pernyataan itu ada kaitannya dengan masalah yang sedang bergulir saat ini. 

Rustam bilang pengakuan itu berdasarkan cerita lama sebelum menjabat kepala desa. Dia juga enggan menyebutkan siapa saja yang terlibat dalam timnya.

Sempat muncul kecurigaan kalau dalam tim itu ada nama Kadis Kominfo dan eks Kadis Pertanian Kabupaten Gorontalo. Namun hal itu dibantah Rustam.

"Demi Allah, mereka tidak terlibat,"katanya.

Rustam akhirnya membenarkan bahwa dirinya pernah terlibat praktik calo sebelum menjabat Kepala Desa Hutabohu. Hal itu dia sampaikan dalam wawancara usai RDP.

"Itu cerita sebenarnya profesi saya sebelum kepala desa. Itu profesi lama waktu saya belum punya pekerjaan sehingga saya terlibat dalam percaloan itu," ujar Rustam.

"Sekarang tidak [jadi calo]. Ini [masalah]awalnya diminta, karena background-nya masih ada akhirnya dicoba," sambungnya.


Mau dapatkan informasi terbaru yang menarik dari kami? Ikut WhatsApp Channel Berinti.id. Klik disini untuk gabung.

×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp