Setiap pendaki gunung selain persiapan diri, logistik, Kesehatan, dan mental, mereka juga harus menyiapkan kesadaran diri akan pentingnya jaga kebersihan dari sampah.
BERINTI.ID, Nusantara - Diinisiasi oleh Kemenko PMK, Aksi Nyara Revolusi Mental Bersih Gunung Prau juga melibatkan berbagai pihak.
Aksi ini dilakukan selam dua hari, mulai dari tanggal 28-29 Agustus 2024.
Dua hari dilaksanakan, hasil yang cukup mencengangkan didapat para pihak yang terlibat.
Bagaimana tidak, ada setidaknya total 934 kilogram sampah yang terkumpul.
Total tersebut didapatkan dari dua lokasi yang berdekatan.
Sekitar 409 kilogram dari Gunung Prau, sementara sisanya 525 kilogram dari Kawasan Wisata Alam Sikidang.
Apa kata panitia?
Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Warsito mengatakan jika ini gerakan untuk aksi kebaikan.
"ini untuk menggerakkan seluruh potensi masyarakat dalam melakukan aksi kebaikan khususnya gerakan Indonesia Bersih demi pelestarian lingkungan," kata Waristo seperti yang dikutip InfoPublik Jumat (30/8/2024).
Kegiatan yang berlangsung pada 28-29 Agustus 2024 ini mencakup beberapa titik operasi.
Mulai dari Gunung Prau, meliputi jalur pendakian Patak Banteng, Sunrise Camp, Sunset Area, dan Cemoro Tungal/Sunrise Area Plawangan.
Selain itu, aksi bersih dan kampanye zero waste juga dilakukan di kawasan wisata alam Sikidang dan Candi Arjuna.
Warsito menekankan pentingnya keberlanjutan dari aksi ini.
"agar lingkungan tetap terjaga dengan baik dan kegiatan ini tetap bisa diagendakan dengan rutin," kata Warsito.
Harapan panitia.
Ia berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat luas.
Selain itu, pemerintah daerah juga diharapkan bisa membuat kebijakan yang mendukung perlindungan dan pengelolaan kawasan gunung.
"Mari kita syiarkan semangat ini dan jangan biarkan usaha kita hari ini berhenti di sini. Kita ajak lebih banyak orang untuk bergabung dalam menjaga kebersihan dan melestarikan alam," pungkas Warsito.
Pesan untuk para pendaki
Para pendaki harus lebih sadar lagi untuk menjada kebersihan gunung yang mereka kunjungi.
Karena bagaimanapun juga, gunung adalah alam yang harus dijaga keindahannya.
Sebab, gunung bukanlah tempat sampah.
Meninggalkan sampah, sama halnya dengan merusak keindahan alam dan merusak pemandangan.
Sehingga akan mengurangi daya tarik wisatawan gunung.
Tidak hanya itu, sampah yang tidak dapat terurai dapat mengancam keberadaan flora dan fauna yang ada di sekitar gunung.
Belum lagi dikhawatirkan bisa mencemari air dan tanah gunung yang tentu masih alami.
Jadi intinya, para pendaki kalau masih belum bisa bantu buang sampah orang lain, seenggaknya bisa bawah lagi sampah milik diri sendiri. Biar gunung yang indah itu, bisa tetap terjaga keindahannya, dan tidak rusak karena sampah yang ditinggalkan.
Tomy Z. Pramono