TikTok Logo X Logo
Logo
Hulonthalo

Menjaga Nalar di Penghujung Tahun: Jurusan Politik Islam IAIN SMART Sukses Gelar Dua Webinar Nasional

$detailB['caption'] Dua flyer webinar nasional yang digelar oleh Jurusan Politik Islam IAIN SMART di penghujung akhir tahun 2025 (istimewa)

Jurusan Politik Islam, IAIN Sultan Amai Gorontalo (SMART) kembali menegaskan peran kampus sebagai ruang refleksi dan kritik publik dengan sukses menggelar dua webinar nasional yang membahas isu demokrasi, penegakan hukum, serta advokasi difabel berbasis nilai-nilai Qurani.

***

BERINTI.ID, Gorontalo - Menjelang akhir 2025, Jurusan Pemikiran Politik Islam (PPI) IAIN SMART kembali menegaskan peran kampus sebagai ruang kritik dan refleksi publik dengan menggelar dua webinar nasional bertema demokrasi dan advokasi difabel.

Webinar pertama membahas dinamika demokrasi, penegakan hukum, dan masa depan Indonesia. Forum ini menghadirkan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, anggota Komisi II DPR RI Taufan Pawe, pengamat politik nasional Agung Baskoro, Praktisi Hukum Lakso Anindito dan aparat penegak hukum Jati, hingga akademisi.

Diskusi menyoroti persoalan kebebasan berpendapat, akses ruang publik, independensi penegakan hukum, serta urgensi penguatan sistem kepemiluan dan stabilitas politik menuju Indonesia Emas 2045.

Para pembicara sepakat bahwa kampus harus tetap kritis dan tidak absen dalam mengawal demokrasi. Kritik dari dunia akademik dinilai penting agar kebijakan publik tetap berbasis keilmuan dan kepentingan rakyat.

Webinar kedua mengangkat tema Humanisme Qur’ani dan Advokasi Difabel. 

Diskusi ini menegaskan bahwa pemenuhan hak penyandang disabilitas bukan sekadar isu sosial, melainkan bagian dari tanggung jawab moral keagamaan dan konstitusional negara. 

Perspektif Al-Qur’an, khususnya pesan Surat Abasa, ditegaskan sebagai dasar teologis penolakan terhadap diskriminasi.

Para narasumber juga menyoroti minimnya representasi difabel dalam birokrasi serta tantangan kultural dan teologis yang masih memandang disabilitas secara keliru. 

Kritik turut diarahkan pada praktik kebijakan dan ruang publik yang belum sepenuhnya ramah difabel, termasuk soal aksesibilitas.

Ketua Jurusan PPI IAIN SMART, Hendra Yasin, menegaskan bahwa dua webinar nasional ini merupakan bagian dari tanggung jawab akademisi menjaga nalar publik dan nilai kemanusiaan.

Melalui dua forum tersebut, IAIN SMART menegaskan posisi kampus bukan sekadar menara gading, melainkan ruang publik yang aktif merawat demokrasi, memperjuangkan keadilan sosial, dan menghidupkan nilai-nilai humanisme dalam kehidupan berbangsa dan beragama.


Mau dapatkan informasi terbaru yang menarik dari kami? Ikut WhatsApp Channel Berinti.id. Klik disini untuk gabung.

Foto Profil

Admin

×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp