Minat baca masyarakat Indonesia terus menunjukkan kemajuan menggembirakan. Indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) nasional tahun 2024 melonjak signifikan hingga menyentuh angka 72,44, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Apa saja faktor di balik pencapaian ini, dan bagaimana peran berbagai pihak dalam mendorong budaya baca yang lebih kuat?
***
BERINTI.ID, Jakarta - Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Indonesia terus mengalami perkembangan positif dari tahun ke tahun. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nilai TGM nasional pada 2024 mencapai angka 72,44.
Capaian ini mencerminkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya aktivitas membaca dalam kehidupan sehari-hari.
Apa TGM itu?
TGM merupakan indikator menyeluruh yang menggambarkan minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia. Penilaiannya tidak hanya mempertimbangkan seberapa sering seseorang membaca buku, tetapi juga meliputi durasi membaca, jumlah buku yang dibaca, serta intensitas pemanfaatan internet untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Kenaikan bertahap skor TGM
Skor 72,44 pada tahun ini menunjukkan lonjakan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencatatkan nilai 66,77. Jika menilik ke tahun-tahun sebelumnya, tren peningkatan ini makin jelas terlihat.
Pada 2022, nilai TGM tercatat sebesar 63,9; tahun 2021 berada di angka 59,52; sementara pada 2020 masih di kisaran 55,74. Kenaikan bertahap ini mengindikasikan adanya sinergi dan kerja sama dari berbagai pihak dalam meningkatkan budaya literasi nasional.
Tantangan masih ada
Meskipun peningkatannya patut diapresiasi, skor 72,44 masih berada dalam kategori "sedang", menurut klasifikasi yang ditetapkan yakni pada rentang nilai antara 50,1 hingga 75.
Ini menunjukkan bahwa meski sudah mengalami kemajuan, masih ada ruang untuk terus mendorong kegiatan membaca agar menjadi bagian integral dari budaya masyarakat.
Apa saja faktor yang memengaruhi?
Peningkatan TGM ini turut didorong oleh berbagai inisiatif dari lembaga dan institusi terkait. Perpustakaan Nasional (Perpusnas), misalnya, berperan aktif melalui program seperti pengembangan Taman Bacaan Masyarakat berbasis inklusi sosial dan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membangun perpustakaan desa.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar, menyatakan bahwa pihaknya mendorong penggunaan dana desa untuk mendirikan perpustakaan atau taman bacaan, terutama di wilayah-wilayah terpencil, demi memperluas akses terhadap literasi.
Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Nurhadi Saputra, menjelaskan bahwa hasil peningkatan ini adalah buah dari kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah.
Ia menambahkan bahwa kajian yang dilakukan mencakup tiga aspek utama: penggunaan layanan perpustakaan, tingkat literasi masyarakat, serta kondisi perpustakaan umum dan sekolah di berbagai wilayah.
Peneliti dari PT Indekstat Konsultan, M. Ali Mahmudin, juga memberikan apresiasinya terhadap capaian tersebut. Ia menyebutkan bahwa skor TGM tahun ini yang menyentuh angka 72,44 tidak hanya melampaui target nasional sebesar 71,3, tetapi juga menunjukkan keberhasilan dari kerja keras lintas sektor.
Data ini diperoleh dari survei nasional yang melibatkan 174.226 responden berusia 10 hingga 69 tahun, tersebar di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Admin