Indonesia kembali digemparkan dengan munculnya simbol peringatan darurat yang menampilkan lambang Garuda hitam di media sosial. Mengapa peringatan darurat ini muncul?
***
BERINTI.ID, Jakarta - Setelah lambang garuda berlatarkan biru yang viral pada Agustus 2024, kini muncul symbol burung garuda berlatar hitam dengan tagline menuju Indonesia gelap.
Kemunculan simbol ini kembali memicu kehebohan dan membuat masyarakat penasaran tentang makna dan tujuan di baliknya.
Berbeda dengan peringatan darurat garuda biru yang menyoroti isu politik dan demokrasi, peringatan darurat garuda hitam menyoroti berbagai permasalahan social dan ekonomi yang sedang dihadapi masyarakat.
Viralnya tagar #PeringatanDarurat di platform X Indonesia, bahkan menduduki trending topik. Ini menunjukkan besarnya perhatian publik yang siap berbicara dan mengambil tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi.
Beberapa isu krusial jadi pemicu gerakan ini. Di antaranya kelangkaan Elpiji 3 Kg, kontroversi seputar pengembangan kawasan PIK 2, polemik pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan, hingga keterlambatan pembayaran tunjangan kinerja (tukin) tenaga pendidik dan ASN.
Gerakan ini bukanlah ledakan spontan, melainkan hasil kumulatif dari berbagai permasalahan sosial, ekonomi, dan politik yang telah lama menggejala dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, gerakan ini mengusung beberapa tuntutan disebut PENTOL: Polisi Diberesin, Energi buat rakyat, Naikkan tarif hidup rakyat, Tunaikan Tukin dosen, guru, dan ASN, Output MBG diperbaiki, Lawan mafia tanah dan lengserkan pejabat tol.
Dengan demikian, gerakan ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki harapan besar terhadap pemerintah untuk memenuhi kebutuhan, dan aspirasi mereka.
Gerakan ini merupakan cerminan dari akumulasi keresahan publik terhadap kebijakan dan kondisi yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Dengan demikian, kemunculan Peringatan Darurat Indonesia Gelap bukan sekadar kelanjutan dari gerakan sebelumnya, melainkan evolusi dari bentuk protes sosial yang mencerminkan dinamika dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia kontemporer.
Sejauh ini media sosial dianggap uang publik paling efektif menyampaikan aspirasi dan Gerakan untuk mendorong perubahan sosial. Gerakan ini menjadi salah satu buktinya.
Tak jarang, pemerintah mulai menunjukan perhatian terhadap isu-isu yang diangkat, termasuk fenomena ini. Beberapa pejabat publik mulai merespon isu-isu tersebut melalui pernyataan secara tidak langsung terkait tuntutan-tuntutan kebijakan dalam PENTOL.
Hal ini menunjukan bahwa gerakan media sosial ketika diorganisir dengan beik dan membawa pesan yang kuat mampu menciptakan atensi public yang efektif.
Gerakan Peringatan Darurat Indonesia Gelap mulai menunjukkan dampaknya pada masyarakat. Inisiatif masyarakat untuk mengawal tuntutan-tuntutan PENTOL semakin menguat. Beberapa komunitas telah membentuk kelompok pengawas untuk memantau implementasi program-program pemerintah yang terkait dengan tuntutan tersebut.
Forum-forum online dan offline juga bermunculan, menjadi wadah bagi masyarakat untuk berdiskusi dan merancang strategi konkret untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan. Dengan demikian, gerakan ini semakin memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan pengawasan kebijakan publik.
Chelsea Iskandar Wulandar