TikTok Logo X Logo
Logo
Hulonthalo

Perkembangan Penyakit Leptospirosis di Gorontalo, Puluhan Kasus Tercatat di Dinkes

Interview with microphones Sumber foto: Berinti.id, Ilustrasi penyebaran Leptospirosis di Gorontalo.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo menjelaskan terkait perkembangan penyakit Letospirosis. Instansi tersebut telah mencatatkan ada puluhan kasus di Gorontalo. 

BERINTI.ID, Gorontalo - Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat adanya peningkatan jumlah kasus penyakit Leptospirosis di wilayah itu. 

Hingga saat ini, tercatat ada 57 kasus Leptospirosis yang telah dilaporkan di kabupaten dan kota di Provinsi Gorontalo.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Gorontalo, dr Jeane Istanti Dalie.

Kata Dia, dalam beberapa bulan terakhir penyakit tersebut telah dilaporkan memiliki jumlah sedikitnya 53 kasus.

Hingga akhir Agustus 2024, penyakit menular dari hewan itu telah bertambah sampai 57 kasus.

"Dari kasus kemarin yang dilaporkan ada sekitar 53 kasus, saat ini sudah bertambah lagi menjadi 57," ungkap Jeane saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat, 30 Agustus 2024. 

Jeane juga menjelaskan pelaporan kasus penyakit tersebut bisa bertambah di Provinsi Gorontalo.

Untuk kasus yang pertama, pihaknya mendaptkan laporan bahwa di RSUD Otanaha tercatat ada seorang warga yang terpapar penyakit tersebut.

Kemudian, untuk laporan kasus lainnya berasal dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Gorontalo.

"Untuk tiga kasus yang bertambah itu merupakan laporan dari Lapas. Satunya lagi dari RSUD Otanaha. Itu yang dilakukan screening karena memiliki gejala yang menunjukkan ke Leptospirosis," jelasnya.

Dari jumlah kasus tersebut, paling banyak di laporkan berada di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo.

Apa Itu Penyakit Leptospirosis?
 
Leptospirosis adalah penyakit menular karena disebabkan oleh bakteri Leptospira. 

Penyakit ini umumnya ditularkan melalui air yang terkontaminasi urin hewan, terutama tikus. 

Penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala mulai dari demam tinggi, sakit kepala, hingga gangguan pada organ tubuh seperti ginjal dan hati.

"Biasanya penyakit ini paling banyak ditemukan di wilayah banjir," tutur Jeane.

Penyebaran Leptospirosis di Gorontalo dan Cara Pencegahannya

Peningkatan kasus ini perlu mendapatkan perhatian serius dari masyarakat dan pihak terkait. 

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, terutama menghindari genangan air yang berpotensi menjadi tempat hidup tikus. 

Selain itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mengarah pada Leptospirosis.

Dinas Kesehatan juga telah melakukan berbagai langkah pencegahan, termasuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan berkoordinasi dengan Faskes yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak, serta menyediakan akses cepat untuk pengobatan.

"Kami pun tetap mengantisipasi ke tempat-tempat Faskes untuk melakukan screening terkait gejala yang muncul yang disebabkan  oleh penyakit Leptospirosis," tandasnya.

Jadi intinya, kasus Leptospirosis ini menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Masyarakat diminta untuk lebih waspada, terutama saat musim hujan, di mana risiko penyebaran penyakit ini cenderung meningkat. (*)

 


×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp