Pimpinan salah satu pondok pesantren (ponpes) di Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga melakukan kekerasan seksual terhadap puluhan santrinya. Korban berani lapor polisi usai nonton film Bidaah.
***
BERINTI.ID, Jakarta - 22 santri salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat diduga mendapat kekerasan seksual.
Terduga pelakunya tidak lain ialah pimpinan ponpes berinisial AF.
Kasus ini telah dilaporkan ke polisi pada Senin, 21 April 2025 kemarin. Ada delapan santri yang diperiksa di hari yang sama.
"Semuanya korban dan saksi,” kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA Mataram, Joko Jumadi dikutip dari Viva.co.id.
Joko mengungkapkan modus AF saat melakukan pencabulan terhadap santrinya.
Kata dia, korban diiming-imingi AF keberkahan dalam rahin jika berhubungan dengannya.
Bahkan anak jika mendapat anak, anak tersebut nanti akan menjadi wali atau ulama besar.
"Pelaku menjanjikan keberkahan dalam rahim supaya seorang anak dari korban kelak menjadi wali," ujar Joko.
22 korban dalam kasus ini merupakan alumni pesantren. Setelah lama bungkam mereka akhirnya berani bersuara.
Korban baru berani bersuara sekarang lantaran terinspirasi dari film Bidaah dengan pemeran utamanya Walid.
"Serial Bidaah itu memberanikan korban melapor karena ada kesamaan modus di serial dengan yang mereka alami,” pungkas Joko.
Sumber: Viva.co.id
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.