TikTok Logo X Logo
Logo
Nusantara

Semangat Belajar Anak-Anak di Flores Timur Meski Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

$detailB['caption'] Anak-Anak Korban Eruspsi Gunung Lewotobi Laki-Laki belajar di tenda darurat pengungsian. (Foto:Foto: Agus Siswanto/InfoPublik)

Meski hanya belajar di tenda darurat, anak-anak yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, di Flores Timur ini tetap menunjukkan semangatnya dalam belajar. 

BERINTI.ID, Flores - Anak-anak terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tetap menjalankan aktivitas belajar meskipun berada di lokasi pengungsian. 

Mereka belajar di dalam tenda-tenda sekolah darurat yang didirikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai upaya agar pendidikan anak-anak tetap berjalan.

Tenda-tenda sekolah darurat itu dibangun di berbagai lokasi strategis.

Seperti di sekitar posko lapangan (poslap), halaman sekolah, lapangan desa, hingga gereja. 

Meskipun tidak dilengkapi fasilitas seperti ruang kelas pada umumnya, tenda itu cukup representatif untuk kegiatan belajar-mengajar.

Salah satu tenda sekolah darurat adalah terletak di lapangan Sekolah Dasar Inpres (SDI) Bokang, Desa Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena.

"Ruang kelas digunakan untuk para korban dampak erupsi. Jadi, anak-anak SDI bergabung belajar dengan anak-anak korban di tenda ini," ujar Konstantinus Lana Liang, guru kelas 2 SD Inpres Bokang, dikutip dari infopublik.

Menurut Konstantinus, ada sekitar 167 anak yang belajar di sekolah darurat itu. 

Mereka terdiri atas 67 siswa SDI Bokang dan hampir 100 anak korban yang terdampak erupsi. 

Mereka pun merasa senang karena masih bisa belajar meski di tengah keterbatasan.

"Ini membangun rasa persatuan dan kebersamaan di tengah situasi sulit," jelas Konstantinus.

Kegiatan belajar berlangsung dari pukul 07.30 hingga 10.30 WITA. 

Hal itu dilakukan untuk menghindari panasnya cuaca di lapangan tempat tenda sekolah darurat didirikan.

"Tenda berada di lapangan terbuka, jadi cuaca cukup terik. Kami tidak ingin anak-anak merasa tidak nyaman jika belajar terlalu lama di siang hari," tambahnya.

Meski serba terbatas, kebutuhan alat tulis seperti buku, pensil, dan pulpen telah terpenuhi dengan baik. 

Selain itu, anak-anak juga mendapatkan snack untuk menambah semangat mereka dalam belajar.

Berdasarkan data per 22 November 2024 pukul 20.00 WITA, total pengungsi mencapai 12.962 jiwa, yang tersebar di enam pos lapangan pengungsian. 

Rinciannya, sebanyak 5.599 jiwa mengungsi secara mandiri di rumah warga atau keluarga, sementara 7.363 jiwa mengungsi di posko pengungsian.

--

Jadi intinya, anak-anak ini tidak putus semangat untuk belajar meski daerahnya tengah dilanda bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. 


Mau dapatkan informasi terbaru yang menarik dari kami? Ikut WhatsApp Channel Berinti.id. Klik disini untuk gabung.

Foto Profil

Tomy Z. Pramono

×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp