Sempat Ramai Isu Uang Palsu, BI Gorontalo Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Rupiah di RSUD Aloei Saboe

Belum lama ini, di sekitar RSUD Aloei Saboe telah beredar selembar uang rupiah yang diduga palsu. Karena itu, pihak KPwBI Gorontalo menyosialisasikan ciri-ciri keaslian rupiah kepada masyarakat melalui kampanye Cinta, Bangga, Paham (CBP) rupiah. 

***

BERINTI.ID, Gorontalo - Kantor Perwakilan Bank Indonesia KPwBI Gorontalo menyosialisasikan ciri-ciri keaslian uang Rupiah melalui kampanye CBP Rupiah. 

Hal ini dilakukan menyusul adanya informasi peredaran uang palsu di kawasan RSUD Aloei Saboe, Kota Gorontalo. 

Administrator Perkasan BI Gorontalo, Muhammad Riyanto Gobel mengatakan sosialisasi itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat agar lebih teliti dalam bertransaksi menggunakan uang tunai.

"Tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran kompetensi masyarakat dalam mengenali ciri khas dari uang rupiah," ujar Riyanto usai sosialisasi di RSUD Aloei Saboe, pada Jumat, 10 Januari 2024.

Riyanto menjelaskan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengenali ciri khas dari uang rupiah itu sendiri. Caranya dengan melakukan 3D yakni, dilihat, diraba, dan diterawang. 

Beberapa fitur yang diperkenalkan mencakup watermark, benang pengaman, serta tinta yang dapat berubah warna jika dilihat dari sudut tertentu.

"Yang paling mudah itu dengan cara 3D. Dilihat, diraba, dan diterawang. Itu cara paling efektif untuk membedakan uang asli dan palsu," jelasnya. 

Sosialisasi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk pengelola keuangan, dan warga yang sedang melakukan transaksi di rumah sakit.

Pihak rumah sakit pun turut memberikan apresiasi terhadap sosialisasi yang dilaksanakan oleh BI Gorontalo terkait edukasi paham ciri kahs rupiah ini. 

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Aloei Saboe, Hansmi Jahja. Ia mengatakan, dengan adanya sosialisasi tersebut opini masyarakat terkait penyeberan uang palsu di rumah sakit tidak tersebar lagi. 

"Ini merupakan langkah sangat baik untuk kami. Agar tidak ada lagi kesan dari masyarakat bahwa rumah sakit menyebarkan uang palsu," tambah Hansmi.