Nama Tom Lembong langsung menjadi sorotan publik setelah dirinya terjerat korupsi impor gula. Mari kita bahas profil Tom Lembong yang dikenal sebagai ekonom kawakan tanah air ini.
***
BERINTI.ID, Jakarta - Kejagung resmi menahan Tom Lembong sebagai tersangka kasus korupsi impor gula.
Kasus ini terjadi pada tahun 2015 saat Tom Lembong masih menjabat Menteri Perdagangan.
Tom Lembong terbukti terlibat dalam kasus ini karena memberi izin persetujuan impor gula kristal putih kepada delapan perusahaan swasta.
Padahal, berdasarkan surat keputusan Menteri Perdagangan dan Perindustrian, impor gula kristal putih hanya bisa dilakukan BUMN.
Selain Tom Lembong, Direktur PT PPI atau poerusahaan BUMN turut menjadi tersangka.
Dirut PPI ikut menikmati fee dari delapan perusahaan yang mendapat izin dari Tom Lembong.
Akibat kasus ini, negara mengalami kerugian sebesar Rp400 miliar.
Lantas siapa sebenarnya Tom Lembong?
Tom Lembong lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971. Pada tahun 1994, Tom Lembong menyelesaikan pendidikannya Harvard University, Amerika Serikat bidang Arsitektur dan Desain Perkotaan.
Kariernya dimulai pada tahun 1995 sebagai Divisi Ekuitas Morgan Stanley, Singapura.
Pada tahun 1999-2000, Tom Lembong beralih menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia.
Kemudian dia dipercaya merestrukturisasi perbankan nasional melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior pada tahun 2000 sampai 2002.
Dari sinilah kariernya sebagai ekonom semakin mengkilap.
Masih di tahun 2002, Tom Lembong menjadi pekerja di Fasrindo Invesment sampai 2005.
Setahun setelahnya, ia menjadi salah satu founder sekaligus chief executive officer di Quvat Management, Singapura.
Lalu pada 2012 sampai dengan 2014, Tom Lembong diangkat menjadi Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk.
Karier Tom Lembong di pemerintahan dimulai pada tahun 2013.
Ketika itu ia diangkat menjadi penasihat ekonomi dan penulis pidato Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo atau Jokowi.
Jokowi mempertahankan Tom Lembong sampai diberi jabatan Menteri Perdagangan pada tahun 2015.
Namun, pada tahun 2016, Tom Lembong didepak jokowi dari kabinet kerja. Ia kemudian mendirikan Consilience Policy Institute di Singapura.
Nama TRom Lembong kemudian disorot lagi setelah diberi jabatan sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Hubungan keduanya terus terjaga hingga Tom Lembong dipercaya menjadi Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Tim AMIN) pada Pilpres 2024.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.