TikTok Logo X Logo
Logo
Nusantara

Serupa Tapi Tak Sama, Strategi Branding Terbalik Cak Imin

$detailB['caption'] Fajrin Bilontalo (Dok.pribadi)

Oleh: Fajrin Bilontalo 

Kelakar Cak Imin soal HMI dan PMII viral, tapi bukannya menjatuhkan, malah jadi iklan gratis untuk HMI. Dalam dunia candaan politik, ternyata branding terbalik lebih ampuh dari debat formal. Serius tapi santai, satire tapi tajam.

***

Di tengah banjir konten dan potongan video pendek di media sosial, tiba-tiba muncul satu video viral yang terasa klasik. Dalam potongan vidio itu, Cak Imin, dengan gaya guyon khasnya, melontarkan kelakar tentang HMI dan PMII.

“PMII itu tumbuh dari bawah. Nggak ada PMII yang nggak tumbuh dari bawah. Kalau ada yang nggak tumbuh dari bawah, pasti bukan PMII, pasti itu HMI,” katanya.

Terdengar ringan, bahkan mungkin receh. Namun, justru karena ringan itulah video itu cepat menyebar. Seperti banyak humor politik lain, candaan semacam ini kerap menyimpan aroma simbolik yang jauh lebih kuat dari janji kampanye yang dikemas formal.

Saya tidak sedang membela HMI. Juga tidak sedang menyanjung PMII. Tapi kelakar Cak Imin ini menarik jika dibaca ulang. Bukan sebagai guyonan, melainkan sebagai bentuk product placement tidak langsung terhadap organisasi yang disebutnya: HMI.

Serupa Tapi Tak Sama

Jika menoleh ke sejarah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berdiri pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta atau dua tahun setelah Indonesia merdeka. HMI lahir sebagai respon terhadap dinamika bangsa saat itu, dengan semangat menjaga nilai-nilai keislaman, dan keindonesiaan dalam ruang intelektual yang selalu menjaga independensinya.

Sementara itu, PMII berdiri pada tahun 1960, organisasi yang memiliki ruang perjuangan intelektual yang berakar pada tradisi keislamannya. PMII menampilkan karakter tersendiri dalam dunia kemahasiswaan: religius, tapi juga aktif dalam berbagai dinamika sosial.

Jika HMI hadir sebagai gerakan mahasiswa Islam yang inklusif secara orientasi keislaman dan kebangsaan, PMII tampil dengan pendekatan kultural yang khas dan memiliki ciri kaderisasi yang disiplin dan massif. Dua organisasi ini sama-sama Islami, sama-sama mahasiswa, sama-sama membentuk kader-kader terbaik. Tapi seperti itulah keduanya: serupa, tapi tak sama.

Tumbuh dari Bawah?

Apa sebenarnya makna “tumbuh dari bawah”? Jika yang dimaksud adalah proses kaderisasi yang dimulai dari komisariat, dari basis intelektual paling dasar, tentu kedua-duanya memiliki rekam jejak yang panjang dan kuat.

Seharusnya, Cak Imin sebagai tokoh politikus yang sempat menjadi Cawapres pada Pilpres 2024 kemarin, memberi pandangannya terkait isu-isu nasional-seperti polemik pemangkasan anggaran, kontroversi revisi UU TNI, atau bahkan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP) dengan cara yang ia kuasai: santai, penuh guyon, dan substansial.

Misalnya: “Mahasiswa sekarang harus tumbuh dari bawah. Iya.. di bawah meja dosen sambil membaca jurnal.” Kalimat seperti ini tentu akan memantik diskusi lebih luas dibandingkan dengan sekadar sindiran antarorganisasi mahasiswa. Toh, gaya guyon yang melekat pada diri Cak Imin justru bisa menjadi jembatan yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial dengan cara yang renyah. 

Dalam konteks ini, membandingkan HMI dan PMII—dua organisasi mahasiswa Islam tertua—mungkin terasa lucu, tapi juga sayang karena kehilangan momentum untuk bicara hal-hal yang lebih bermanfaat.

Kalau Nurcholish Madjid bilang dalam bukunya Islam Kemodernan dan Keindonesiaan (1987), organisasi mahasiswa Islam adalah ruang kaderisasi intelektual dan moral, yang bertanggung jawab untuk merespons berbagai permasalahan di negeri ini dengan pikiran kritis dan berwawasan luas. Maka semestinya, Cak Imin yang lahir dari rahim organisasi mahasiswa berbasis Islam, tidak hanya melontarkan nostalgia kelakar, tapi juga menghidupkan kembali semangat kaderisasi intelektual muslim melalui percakapan publik.

Dan apabila Cak Imin lupa, mungkin melalui tulisan ini saya hanya mengingatkan, bahwa selain HMI fokus pada intelektual mahasiswa, ia juga ikut membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada saat Agresi Militer Belanda 1 (21 Juli - 5 Agustus 1947).

Dalam buku Sejarah Perjuangan HMI 1947-1975 kita bisa membaca bahwa menjelang Milad HMI yang pertama tahun 1948, Jenderal Sudirman pernah bilang: HMI bukan saja Himpunan Mahasiswa Islam, tetapi juga Harapan Masyarakat Indonesia. Saat itu juga HMI kembali memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam Agresi Militer Belanda 2. 

Olehnya, jika ada anggapan bahwa HMI "tidak tumbuh dari bawah", bagi saya itu keliru. Sebab, HMI tidak hanya fokus pada ruang-ruang intelektual kader, tapi juga turut menyumbangkan darah bersama rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Apakah PMII sudah ada saat itu? Jawabannya adalah PMII berdiri pada tahun 1960.

Branding Terbalik

Candaan Cak Imin soal HMI dan PMII bisa kita pahami lewat prespektif ilmu komunikasi. Dalam konteks pemasaran, ada teknik yang dikenal sebagai branding terbalik yaitu menyebut merek produk lain saat ingin menonjolkan produk sendiri. Meskipun tujuannya adalah pembeda, tapi tanpa disadari justru memberi eksposur gratis kepada produk lain yang disebut.

Jadi, jika ingin menonjolkan keunggulan PMII, Cak Imin sebetulnya tidak perlu menyebut HMI. Tapi karena HMI disebut, justru publik kembali teringat pada sejarah panjang dan kekuatan HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam yang besar. Jauh sebelum PMII itu ada.

Karena itu, saya berpikir disisi lain candaan ini juga justru menjadi keuntungan tersendiri bagi HMI. Sebab, tanpa perlu mempromosikan sendiri, Cak Imin sudah membantu menyebut namanya, dan itu menurut saya cukup untuk memantik rasa ingin tahu publik, apa itu HMI?

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian, kecuali hanya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Al-Qur'an Surat Al-Ashr: ayat 2-3).

Penulis merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Gorontalo dan eks Wakil Presiden BEM 2023-2024. Sekarang hanya fokus melihat dinamika sosial yang terjadi.


Mau dapatkan informasi terbaru yang menarik dari kami? Ikut WhatsApp Channel Berinti.id. Klik disini untuk gabung.

Foto Profil

Admin

×

Search

WhatsApp Icon Channel WhatsApp