Setahun Berlalu, Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Eks Rektor UNU Gorontalo Masih Tahap Penyelidikan

Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan eks Rektor Unversitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (UnuGo) masih dalam tahap penyelidikan. Padahal, kasus ini sudah setahun bergulir di kepolisian. Terbaru pihak kepolisian akan menghadirkan psikolog forensik dalam proses penyelidikan kasus ini.

***

BERINTI.ID, Gorontalo - Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan eks Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (UNUGo), Amir Halid ternyata masih dalam tahap penyelidikan. 

Informasi ini diperoleh pendamping hukum korban, Hijrah Lahaling usai mendatangi Unit PPA Polda Gorontalo pada Senin, 21 April 2025.

"Kasus ini sudah satu tahun, tapi belum ada perkembangannya sehingga kami menanyakan ke Unit PPA terkait keberlanjutannya," Hijrah saat ditemui di Polda Gorontalo. 

Sebelum mendatangi Unit PPA Polda Gorontalo, Hijrah mendapat informasi bahwa kasus ini telah ditutup.

Namun, Unit PPA Polda Gorontalo menegaskan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

Polisi juga berencana akan menghadirkan psikolog forensik untuk melakukan asesmen terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya.

"Tadi setelah kami konfirmasi ke ibu Kanit ternyata pemberhentian kasus belum ada. Bahkan surat SP3 belum keluar dan belum diterima juga oleh korban," jelas Hijrah.

"Kami juga dapat informasi dari pihak LPSK bahwa kasus ini masih berlanjut dan Unit PPA akan menghadirkan psikolog forensik," lanjutnya. 

Kaur Penum Subbid Penmas Bidhumas Polda Gorontalo, Kompol Heny Rahayu juga bilang kasus ini masih berlanjut. Polisi terus memeriksa para saksi untuk memperkuat dugaan pelecehan tersebut. 

"Jika ada suara di luar yang bilang bahwa kasus ini telah dihentikan, itu tidak benar. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan kami akan melakukan penyelidikan terus sampai kasus ini tuntas," tutup Heny.

Sebelumnya, Rektor UNU Gorontalo, AMir Halid dilaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan seksual pada bulan Maret 2024 lalu.

Diduga korban pelecehan seksual Amir Halid berjumlah 11 orang. Namun, Amir Halid sempat membantah tudingan tersebut lewat kuasa hukumnya. 

Buntut kasus ini, Amir Halid dinonaktifkan dari jabatannya sebagai rektor UNU Gorontalo.