Meski sudah tahun 2025, Menteri Pendidikan sudah berganti, nyatanya masih ada siswa berpindah-pindah tempat belajar. Ini dialami siswa di SDN 1 Bone Raya, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
***
BERINTI.ID, Bone Bolango - Siswa di SDN 1 Bone Raya, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, harus berpindah tempat belajar hingga mengontrak bangunan masjid.
Kondisi ini sudah berlangsung selama empat tahun lebih.
Situasi ini bermula sejak bangunan utama SDN 1 Bone Raya mengalami kerusakan parah karena diterjang banjir bandang pada tahun 2020 lalu.
Akibatnya, siswa dan guru harus menyesuaikan diri dengan kondisi seadanya agar proses pembelajaran tetap berjalan.
Salah satu guru di SDN 1 Bone Raya, Riskawati Pakaya mengatakan sudah enam bulan terakhir mereka harus menyewa bangunan masjid yang sudah tidak digunakan lagi.
"Sejak 2020 lalu sekolah kami dibawa banjir bandang. Kalau di sini (bangunan bekas masjid) sudah enam bulan," ungkap Riskawati saat ditemui di SDN 1 Bone Raya pada Rabu, 8 Januari 2024.
Sebelum menempati bangunan bekas masjid itu, kata Riskawati, para siswa musti belajar dengan berpindah-pindah tempat.
Sempat proses belajar mengajarnya berlangsung di rumah warga hingga memanfaatkan bekas rumah dinas guru yang tak layak digunakan untuk pembelajaran para siswa.
"Satu gedung rumah dinas guru itu kita pakai untuk tiga kelas dan gedungnya itu tidak layak untuk belajar para siswa," jelasnya.
Para guru bersepakat untuk meminta bantuan ke pemerintah.
Alhasil, anggota Komisi I DPRD Bone Bolango mau membayar sewa bekas bangunan masjid yang saat ini digunakan siswa.
"Alhamdulillah sekarang kami disewakan bangunan bekas masjid ini oleh anggota dewan untuk satu tahun ke depan sebelum sekolah kami dibangun," tuturnya.
Bekas bangunan masjid yang kini digunakan tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.
Pantauan Berinti.id, sebagian siswa ada yang belajar tanpa meja dan kursi alias melantai. Bahkan ada pula yang kepanasan.
Seorang siswa bernama Najwa Ruchban mengungkapkan ketidaknyamanannya dengan kondisi seperti itu.
"Panas dan tidak nyaman. Banyak suara bising kendaraan dari luar sehingga membuat kami tidak fokus belajar," kata Najwa.
Ia berharap pemerintah setempat bisa langsung menghadirkan sekolah baru bagi para siswa SDN 1 Bone Raya.
Kondisi seperti ini menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam pemerataan fasilitas pendidikan di Indonesia.
Para siswa SDN 1 Bone Raya menjadi bukti bahwa semangat belajar tetap bisa dijalankan, meski dengan segala keterbatasan.
Namun, kondisi ini tidak seharusnya dibiarkan terus berlangsung. Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil tindakan agar para siswa bisa belajar dengan layak di tempat yang sesuai.