Rektor IAIN Gorontalo, Zulkarnain Suleman tak temui massa aksi. Setelah dikonfirmasi, Zukarnain menegaskan bahwa dia menjaga marwah pimpinan. Seharusnya massa aksi yang menemuinya bukan sebaliknya.
***
BERINTI.ID, Gorontalo - Sejumlah dosen dan mahasiswa IAIN Gorontalo menggelar demo di lantai 1 gedung rektorat, Rabu, 19 Februari 2025.
Ada 10 tuntutan yang disampaikan massa aksi. Mereka menuntut Rektor IAIN Gorontalo, Zulkarnain Suleman menjawab tuntutan mereka.
Namun, hingga aksi selesai Zulkarnain tak kunjung menampakkan batang hidungnya di hadapan massa aksi.
Marwah rektor lebih penting
Saat ditemui di ruang kerjanya, Zulkarnain bilang bukan enggan menemui massa aksi. Bahkan dia mengaku siap mengklarifikasi setiap tuntutan dalam aksi.
Namun, setelah berpikir lagi, Zulkarnain mengurungkan niatnya menemui massa aksi. Alasan lain, ia ingin menjaga marwah seorang pemimpin di kampus.
Harusnya, massa aksi yang menemui dirinya, bukan sebaliknya.
"Saya ini pimpinan, mereka yang harus datang ke saya. Sebenarnya saya mau turun, tapi ada yang mengingatkan jangan. Saya mau klarifikasi apapun, tapi datanglah secara sopan," kata Zulkarnain.
Sangat kecewa
Lebih lanjut, Zulkarnain mengaku kecewa dengan aksi demo yang justru dipelopori para dosen sekaligus aparatur sipil negara (ASN).
Lebih mengecewakan lagi tindakan sejumlah dosen yang tergabung dalam Asosiasi Dosen Penyelamat Kampus IAIN Gorontalo itu jadi potret negatif di mata masyarakat.
"Anda ini PNS bukan masyarakat jalanan yang tidak punya aturan. Ingat PNS itu diatur perangainya, caranya bertutur, itu yang harus ditunjukkan. Kita ini panutan, kalau sudah begini, apa yang dilihat masyarakat?" kata Zulkarnain.
"Saya sangat menyesal, saya kecewa pejabat yang saya lantik seperti itu, tidak mengerti kondisi yang ada," ujarnya.
Dampak efisiensi anggara
Dalam demo ada 10 tuntutan dan Zulkarnain diminta mengklarifikasinya satu per satu di hadapan massa aksi.
Di antaranya tunjangan kepala dan sekretaris jurusan yang belum dibayarkan selama 4 bulan, Serdos dan fungsional dosen non-NIP yang belum dibayarkan selama dua bulan, dan masalah KKS mahasiswa.
Zulkarnai menegaskan bahwa masalah yang terjadi sekarang adalah dampak efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.
Ia menyesali kondisi ini tidak dipahami dosen dan mahasiswa dalam aksi. Padahal, ia mengatakan akan membayarnya jika kondisi sudah kembali normal.
"Padahal saya bilang ke ibu Karo kalau semua sudah normal semua yang tertunda akan dibayar," pungkasnya.