Tiga Daerah di Gorontalo Berstatus KLB Campak, Banyak Pasien Tidak Pernah Imunisasi

Tiga daerah di Gorontalo berstatus KLB campak. Berdasarkan data dinas kesehatan, dari Januari hingga September 2025, tercatat sebanyak 558 kasus suspek campak dan 51 kasus dinyatakan positif. Penyebabnya karena banyak pasien yang tidak pernah diimunisasi campak.

***

BERINTI.ID, Gorontalo – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengungkapkan ada tiga daerah yang kini berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.

Kondisi ini dipicu lonjakan kasus yang terjadi sejak awal Januari hingga September 2025.

Adapun tiga daerah yang status KLB campak saat ini ialah Kabupaten Pohuwato, Bone Bolango, dan Kota Gorontalo.

"Penyakit campak di Gorontalo sekarang trennya lagi naik karena sudah terjadi KLB di tiga wilayah, dan paling aktif itu itu Kabupaten Pohuwato dan Bone Bolango," ungkap Pengelola Imunisasi Dinkes Provinsi Gorontalo, Relik Parenden, Rabu, 3 September 2025.

Relik mengatakan, di Kabupaten Pohuwato ada 20 kasus positif campak. Sementara, di Bone Bolango sedikitnya 5 jiwa yang terpapar.

Berdasarkan hasil temuan dinas kesehatan ada 57,5 persen pasien terpapar adalah bayi yang tidak diimunisasi.

"Imunisasi campak itu seharusnya sudah dilakukan saat bayi masih berumur 9 bulan sampai 11 bulan, dan lanjutannya di umur 18 - 24 bulan. Saat SD juga akan dapat imunisasi," kata Relik.

Lebih jauh Relik menegaskan, hasil survei, dan identifikasi menunjukkan, bahwa bayi yang tidak mendapatkan imunisasi tidak memiliki kekebalan tubuh tinggi sehinga rentan terpapar.

Selain itu, faktor lingkungan juga turut memperburuk situasi.

"Campak menular melalui droplet atau percikan cairan dari batuk dan bersin. Di sekolah-sekolah dan pemukiman padat, penularan bisa lebih cepat terjadi," lanjutnya.

Rincian kasus campak di Provinsi Gorontalo per kabupaten/kota:

Kota Gorontalo: 12 kasus

Kabupaten Gorontalo: 12 kasus

Bone Bolango: 5 kasus

Gorontalo Utara: 2 kasus

Boalemo: 2 kasus

Pohuwato: 20 kasus