Warga Tanggidaa, Kota Gorontalo, protes truk kontainer yang melintas karena sebabkan kemacetan dan polusi debu. Mereka mendesak pemerintah segera bertindak batasi jalur kendaraan berat.
***
BERINTI.ID, Kota Gorontalo — Sejumlah warga yang bermukim di sepanjang Jalan Hos Cokro Aminoto, Kelurahan Tanggidaa, Kota Gorontalo, mengeluhkan aktivitas truk kontainer yang kerap melintas di jalur padat tersebut.
Keberadaan kendaraan besar itu dinilai memicu kemacetan serta menimbulkan polusi debu yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga.
Aksi protes warga ditunjukkan melalui pemasangan baliho bertuliskan Bukan Jalur Kontainer yang terpasang di beberapa titik jalan.
Baliho berukuran 2x3 meter itu dipasang oleh Aliansi Masyarakat Tanggidaa, yang terdiri dari sejumlah kelompok warga peduli lingkungan.
Pantauan Berinti.id, jalan Hos Cokro Aminoto merupakan salah satu ruas utama kota yang ramai dilalui kendaraan roda dua dan empat.
Kehadiran truk kontainer membuat arus lalu lintas tersendat, terutama saat jam sibuk pagi dan sore.
Tak hanya mengganggu lalu lintas, truk besar ini juga menyebabkan debu jalanan beterbangan hingga masuk ke rumah-rumah warga.
Seorang warga berinisial SMK menyebut, keberadaan truk kontainer telah lama menjadi keresahan masyarakat.
“Ini sudah berulang kali terjadi. Masyarakat sudah mulai resah, macet di mana-mana, tambah lagi debu. Kasihan anak-anak,” ujar SMK saat ditemui di lokasi.
Menurutnya, aktivitas ekonomi warga juga terdampak. Dagangan warga di pinggir jalan sepi pembeli akibat debu yang mengotori lingkungan sekitar.
Warga berharap pemerintah dan instansi terkait segera mengambil tindakan tegas, termasuk pembatasan akses truk besar di kawasan permukiman dan jalan kota.
“Kalau dibiarkan, ini bisa berdampak negatif ke masyarakat. Kami minta segera ada solusi,” tegasnya.
Husnul Puhi
Berawal dari semangat menyuarakan kebenaran, Husnul Puhi terjun ke dunia jurnalistik sejak 2022 dan pernah berkarier di media nasional yang membentuk perspektifnya dalam menyampaikan informasi dan memperkuat tekadnya menjadi suara bagi publik.